Pilkada atau Pilpres, Jangan Terbuai Janji Calon Pemimpin
Jakarta Guru Besar Ilmu Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Bahtiar Effendy berharap masyarakat makin cerdas dalam pemilihan kepala derah ataupun pemilihan presiden. Publik tak boleh terperangkap buaian janji para calon.
"Salah satu jalan yang harus kita lakukan, kita memilih dengan hati nurani dan akal pikiran," kata Bahtiar usai mengikuti diskusi bertajuk "Regenerasi dan Estafet Kepemimpinan Nasional" di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/5/2012).
Menurutnya perdebatan calon tua atau muda tidak substantif untuk dibahas. Bahtiar menyebut faktor usia calon pemimpin tidak menjadi masalah bila calon yang bersangkutan memiliki kapasitas dan kapabilitas. Publik juga harus berpikir rasional atas kemampuan calon pemimpin pilihannya.
"Kita sendiri yang harus pilih dengan hati. Kita punya pekerjaan rumah untuk meneliti siapa calon ini dan pekerjaannya apa, jadi masyarakat jangan dinina-bobokan dengan janji-janji," imbuhnya.
Bahtiar justru mengkritik generasi muda yang kerap terlihat ngotot mendapatkan jabatan tertentu. "Generasi muda itu lebih emosional, contohnya yang dari daerah tiba-tiba ingin pindah dan langsung mencalonkan diri di Jakarta," katanya menyindir kontestasi Pilkada DKI Jakarta.
"Salah satu jalan yang harus kita lakukan, kita memilih dengan hati nurani dan akal pikiran," kata Bahtiar usai mengikuti diskusi bertajuk "Regenerasi dan Estafet Kepemimpinan Nasional" di Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (25/5/2012).
Menurutnya perdebatan calon tua atau muda tidak substantif untuk dibahas. Bahtiar menyebut faktor usia calon pemimpin tidak menjadi masalah bila calon yang bersangkutan memiliki kapasitas dan kapabilitas. Publik juga harus berpikir rasional atas kemampuan calon pemimpin pilihannya.
"Kita sendiri yang harus pilih dengan hati. Kita punya pekerjaan rumah untuk meneliti siapa calon ini dan pekerjaannya apa, jadi masyarakat jangan dinina-bobokan dengan janji-janji," imbuhnya.
Bahtiar justru mengkritik generasi muda yang kerap terlihat ngotot mendapatkan jabatan tertentu. "Generasi muda itu lebih emosional, contohnya yang dari daerah tiba-tiba ingin pindah dan langsung mencalonkan diri di Jakarta," katanya menyindir kontestasi Pilkada DKI Jakarta.